Orang-orang Amish

FIB UB, Malang – Dibalik kehebatan teknologi yang telah dikembangkan oleh negeri Paman Sam atau Amerika, ternyata terdapat satu komunitas di negeri itu yang menolak kehadiran teknologi dalam kehidupannya.

Komunitas itu ialah orang-orang Amish, sekelompok masyarakat di Amerika yang masih mempertahankan gaya hidup nenek moyang mereka yang jauh dari modernisasi layaknya hidup di abad ke-19 hingga era digital ini.

Orang-orang Amish menempati dan tinggal di wilayah Amerika Utara. Mereka adalah kelompok orang beragama Kristen yang berasal dari pengikut Anabaptism Swiss. Kelompok ini merupakan sempalan dari para penganut Kristen Protestan. Orang-orang Amish bermigrasi dari benua Eropa ke Amerika Utara pada abad ke-18 dengan tujuan untuk mendapatkan kebebasan dalam menjalani keyakinannya.

Kehidupan orang-orang Amish berpegang teguh pada sebuah peraturan disebut Ordnung. Dalam penerapan Ordnung di kalangan masyarakat Amisg, ada perbedaan kecil di masing-masing komunitas Amish karena keberagamannya di Amerika Serikat. Menyangkut tentang hal yang diperbolehkan di satu komunitas mungkin tidak diperbolehkan di komunitas lain. Misalnya, cara berpakaian, menggunakan teknologi atau tidak, dan aturan untuk berurusan dengan orang non-Amish, semuanya harus dipertimbangkan.

Disaat masyarakat lain lebih memilih untuk mengikuti trend dan memanfaatkan teknologi terbaru, masyarakat Amish tetap memilih untuk hidup dengan berpakaian seperti masyarakat Amerika pada zaman pertengahan. Mereka terbiasa menggunakan pakaian berwarna tenang dan tidak mentereng. Kalau di negara kita, Indonesia, ada salah satu suku adat bernama suku Baduy, masyarakatnya menggunakan pakaian buatan mereka sendiri mengan model pakaiannya yang sederhana.

Wanita Amish memiliki ciri khas tersendiri saat berpakaian yakni mengenakan topi putih bertali, sementara itu, pria menggunakan topi tinggi berwarna hitam. Rambut wanita Amish digelung tinggi rapi seperti sanggul, sedangkan gaya rambut laki-lakinya memiliki potongan rambut pendek dengan janggut menjuntai seperti presiden Abraham Lincoln.

Desa pemukiman masyarakat Amish tinggal juga terjaga bersih dan makmur dikarenakan orang-orangnya yang merupakan pekerja keras dan pandai dalam melakukan banyak hal. Meraka handal dalam melakukan pekerjaan seperti bertani, berkebun, tukang kayu, pembuat mebel, pembuat kue, kerajinan tangan hingga pariwisata.

Dalam kehidupan sehari-hari, orang Amish memegang kuat nilai-nalai agama, mereka percaya dengan mempertahankan kebiasaan ini mereka akan hidup di jalan yang lurus. Mereka orang-orang yang jujur, sederhana, ramah, dan tidak terpengaruh oleh perkembangan zaman yang modern sehingga nilai kebudayaan nenek moyang mereka masih bertahan sampai sekarang. Mereka mempercayai zaman modern semakin membuat manusia jauh dari agama. Mereka menganggap zaman modern membuat banyak manusia jatuh ke dalam jeratan hedonisme yang hanya memikirkan kesenangan yang ada didunia saja, individualism dengan bertindak acuh serta egois terhadap orang lain, hingga ateisme atau tidak mempercayai adanya Tuhan.

(10/08/2021-FIBInternship)

 

Referensi

Bearholic. (n.d). [Picture]. http://beardoholic.com

Editors. (n.d). Amish North American religious group. Britannica. https://www.britannica.com/topic/Amish

Discover Lancaster. (n.d.). Amish history & beliefs. https://www.discoverlancaster.com/amish/history-beliefs/

Parchmann, B. (November 4, 2020). Interesting insights on the Amish. History 101. https://www.history101.com/amish-facts/

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.