Program Studi Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya melaksanakan Program 3 in 1 untuk mata kuliah Creative Writing. Program ini mengundang John Charles Ryan, M.A., Ph.D. sebagai pemateri pada Kamis (12/09/2020). Ryan adalah Lektor Kepala di Southern Cross University Australia yang sudah menulis banyak buku, seperti “Seeing Trees” dan “Plants in Contemporary Poetry”.
Ryan menyampaikan materi “Curricula & Creative Industries: Targeted Skills and Course Design in Creative Writing” dan memulai penjelasannya mengenai sistem edukasi di Australia. Di dalam kerangka standar perguruan tinggi Australia, hasil pembelajaran sebuah gelar harus mencakup keterampilan umum untuk berkarir dan studi lanjut, serta keterampilan berpikir kritis dan mandiri yang cocok untuk pembelajaran seumur hidup, yang berlaku untuk tiap jurusan di seluruh universitas di Australia.
Kurikulum Critical Writing di banyak universitas dibentuk untuk membanatu mahasiswa dalam memperoleh keterampilan untuk jenjang karirnya seperti berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, serta bekerja sama.
Ryan menjelaskan bagaimana ia melakukan kuliah daring Creative Writing untuk mahasiswa di sebuah universitas di Indonesia saat pandemi. Ia mengatakan bahwa sistem daring ini mendorong terjadinya perubahan dari metode pengajaran puisi berbasis ruang kelas. Hal tersebut memberikan kita kesempatan untuk melakukan kolaborasi, inovasi, dan internasionalisasi.
Untuk perkuliahan daring, Ryan memanfaatkan situs yang membantu untuk pengajaran Creative Writing, seperti poetrygames.org, sebuah situs yang menyediakan permainan tentang puisi. Dia juga membagikan sistem pengajarannya dan bagaimana ia merencanakan tiap pertemuan untuk kelas.
Dari pengalamannya mengajar Creative Writing secara daring, ia mengambil kesimpulan bahwa baik mahasiswa maupun dosen mendapatkan sebuah kesempatan untuk belajar, karena keduanya harus beradaptasi pada situasi yang baru. Selain itu, mahasiswa didorong untuk menemukan pendekatan yang inovatif sesuai ketentuan mata kuliah. Ia menyinggung pula selama perkuliahan daring, dosen harus memikirkan masalah akses teknologi dan kesehatan emosional mahasiswa.
Terakhir, Ryan menceritakan tentang program pembelajaran yang terintergrasi dengan pekerjaan untuk mahasiswa di Australia. Program tersebut memperbolehkan mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan akademisnya di tempat kerja yang juga dapat meningkatkan kesiapan mereka dalam berkarir.
Terkait internasionalisasi kurikulum Creative Writing, Ryan percaya hal itu dapat dicapai melalui kelas belajar mengajar dengan melibatkan mahasiswa dengan berbagai teks, penulis, dan industri berskala internasional, atau melalui komunitas penulis daring.
Setelah Ryan menyelesaikan pembicaraannya, partisipan berdiskusi mengenai bagaimana kurikulum Sastra Inggris di perguruan tinggi di Indonesia, khususnya melalui mata kuliah Creative Writing dapat menyiapkan mahasiswa berkarir di industri kreatif. Acara ini memberi kesempatan bagi dosen Program Studi Sastra Inggris FIB UB untuk mengetahui desain pembelajaran dan sasaran keterampilan yang dituju dari mata kuliah Creative Writing di Australia, serta bagaimana cara melaksanakan kelas daring Creative Writing.
(FIB)
(POSTED ON 22 September, 2020)